Santiana

Jalani dengan semangat tinggi, rasa syukur dan keikhlasan :)

Minggu, 11 Desember 2011

Orang-Orang Penting Penetu Kesuksesan Bisnis UKM

waaah, akuntan masuk urutan ke-3 :)

diambil dari detik finance:
Berikut ini adalah beberapa tips dikutip dari financialedge,Senin (12/12/11), mengenai cara mmebangun hubungan yang baik dengan beberapa pihak di bawah ini:


1. Karyawan

Meski kata 'hubungan' terlihat sedikit aneh jika dihubungkan antara bos dan karyawan, tapi hubungan ini sangatlah penting, bahkan lebih penting dari segala-galanya dalam bisnis. Karena karyawan yang sangat setia merupakan sumber daya yang paling berharga dalam bisnis UKM.

Waktu dan ajaran yang diberikan bos kepada karyawannya akan membuahkan imbal hasil yang setimpal. Karyawan yang merasa dihargai dan diperhatikan atasan bisa menghasilkan pekerjaan memuaskan diluar perkiraan anda.

Faktanya, karyawan mempresentasikan citra perusahaan kepada konsumen. Hubungan antara konsumen dan konsumen sangat tergantung interaksi dan pengalamannya dengan karyawan perusahaan tersebut.

Karyawan yang merasa senang bekerja di perusahaan anda pasti akan dengan sabar melayani konsumen sampai puas, puas dengan pekerjaannya dan tidak berniat untuk pindah ke tempat lain. Hal ini sangat penting anda perhatikan untuk mempertahankan karyawan anda sebaik mungkin tanpa sering terjadi pergantian.

Pasalnya, dengan keluar-masuk karyawan baru, tidak hanya akan menghabiskan waktu anda untuk melatih mereka, tetapi juga keluar biaya yang lumayan, belum potensi kerugian yang seharusnya bisa ditutupi oleh pekerjaan karyawan lama.

2. Bankir

Membangun hubungan dengan perbankan sangatlah diperlukan, tak hanya untuk kegiatan rutin menyimpan uang, tetapi juga diperlukan saat arus kas anda mulai menggemuk, berniat untuk membeli tempat baru, mencari kredit untuk modal kerja dan lain-lain.

Bankir yang akan memberi anda pinjaman harus mengenal baik bisnis anda terlebih dahulu, memahami sejarah perusahaan juga arah perusahaan itu ke depan sebelum akhirnya merestui ajuan kredit anda. Jika anda sudah membangun hubungan baik ini sejak lama, persetujuan kredit anda bisa dengan mudah diberikan.

Bahkan, jika anda sebelumnya pernah meminjam uang dan melunasinya tepat waktu, ini bisa menjadi rekam jejak yang baik bagi anda. Anda pasti tidak akan kesulitan jika di kemudian hari membutuhkan dana segar untuk keperluan bisnis.

3. Akuntan

Sebuah hubungan dengan akuntan wajib dimiliki para pelaku bisnis UKM yang berniat untuk maju. Dengan adanya bantuan akuntan anda akan lebih mudah membaca dan membuat laporan keuangan bisnis anda setiap bulannya. Dari situ bisa terlihat bagian mana yang terlalu boros dan bagian mana yang sudah menghasilkan uang paling banyak.

Selain itu, dengan memiliki akuntan profesional, kredibilitas bisnis anda akan lebih terangkat. Sehingga, anda akan lebih mudah mencari pinjaman modal ke bank.





untuk urutan ke-4 dan seterusnya ada Pengacara, Petugas Asuransi, Marketing Proffesional, Pelatih Bisnis bagi Karyawan, dan Spesialis TI.




By: Redaksi Detik Finance.com

Merubah Mindset untuk Meraih Keberhasilan

Manusia memiliki 2 unsur didalam diri yang berperan dalam kehidupannya yaitu unsur fisik dan non fisik. Unsur fisik adalah tubuh anda beserta semua panca inderanya, sedangkan unsur non fisik adalah pikiran anda. Keduanya memiliki peran yang berbeda namun berada di dalam satu bentuk yaitu diri anda. Keduanya tidak dapat berdiri sendiri sehingga saling bergantung. Seperti halnya tubuh tidak akan dapat menjalankan fungsinya tanpa adanya pikiran, begitu juga pikiran tidak dapat terwujud tanpa dibantu oleh tubuh sebagai pelaksananya.

Cara Pikiran Bekerja
Anda mungkin tidak menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi atas diri anda adalah hasil dari apa yang ada di pikiran anda. Tubuh anda hanyalah menjalankan perintah dari pikiran yang kemudian akan direspon oleh alam semesta denganfeedback yang sama. Jika anda melakukan sesuatu yang positif, alam semesta akan memberikan feedback yang positif pula. Jika anda melakukan sesuatu yang negatif, maka alam semesta juga akan memberikan feedback yang negatif. Pertanyaannya adalah bagaimana anda bisa melakukan sesuatu yang positif jika perintah yang keluar dari pikiran anda adalah negatif. Tidak mungkin bukan? Dengan kata lain, pikiran lah yang menguasai tubuh.

Saya yakin anda pasti tahu permainan Tetris. Pikiran manusia sama seperti permainan tersebut. Setiap input yang dimasukkan kedalamnya akan membentuk sebuah lapisan yang akan menumpuk terus menerus. Lapisan yang sama akan saling tarik menarik dan akan berkumpul menjadi satu kelompok lapisan. Lapisan-lapisan yang berasal dari input yang negatif akan membentuk kelompok lapisan negatif. Sedangkan lapisan-lapisan yang berasal dari input yang positif akan membentuk kelompok lapisan positif. Setiap input baru yang masuk kedalam pikiran akan makin memperkuat masing-masing kelompok lapisan tersebut sesuai dengan jenisnya. Beberapa input yang membentuk lapisan positif adalah rasa simpati, kebahagiaan, belas kasih, keikhlasan, rasa percaya diri, optimis, keyakinan, konsentrasi. Beberapa input yang membentuk lapisan negatif adalah kemarahan, kebencian, ketakutan, kekhawatiran, kesombongan, iri hati, keegoisan, keputusasaan, mengasihani diri sendiri, rasa bersalah, pesimis, minder.

Nah, sekarang bisakah anda bayangkan bahwa jika anda terlalu banyak memasukkan input negatif ke dalam pikiran, maka kelompok lapisan negatif itulah yang akan mendominasi pikiran anda. Dan karena jenisnya sama, tanpa disadari anda juga sedang menarik semua energi negatif dari alam semesta kedalam diri anda. Oleh sebab itu, janganlah heran jika kemudian kehidupan anda hanya berisi masalah, rintangan, keributan dan kegagalan. Jadi tugas anda adalah memastikan bahwa yang masuk kedalam pikiran anda hanyalah hal-hal yang positif. Bahkan lebih jauh lagi anda perlu memasukkan hal-hal yang optimis ke dalam pikiran anda. Dengan pikiran dan cara pandang yang optimis, segala hal yang anda lakukan akan anda kerjakan dengan positif dan penuh percaya diri. Alhasil, seluruh alam semesta pun akan mendukung anda untuk mewujudkannya. Tanpa sadar, anda sedang menarik semua energi positif yang ada diluar kedalam diri anda. Kalau sudah demikian, keberhasilan dan kesuksesan bukanlah suatu hal yang mustahil.

Menjadi Majikan Dari Pikiran Anda Sendiri
Pikiran manusia sangatlah rapuh dan mudah goyah. Kalau diibaratkan, pikiran kita seperti nyala api lilin ditengah-tengah hembusan angin yang datang dari berbagai arah. Tugas kita adalah menjaga agar nyala api lilin tersebut tidak goyah oleh hembusan angin. Oleh karena itu, pikiran haruslah diperkuat. Memperkuatnya yaitu dengan cara memasukkan hanya hal-hal yang positif secara terus menerus. Seperti halnya tubuh membutuhkan makanan yang bergizi agar bisa tumbuh sehat, begitu juga pikiran membutuhkan hal-hal yang positif sebagai makanannya supaya bisa berfungsi dengan baik dan bermanfaat bagi diri anda. Di sisi lain, seperti halnya racun akan membuat tubuh lemah dan tak bertenaga, begitu juga hal-hal negatif akan membuat pikiran anda menjadi lemah dan tidak dapat memberikan solusi yang baik.

Pikiran yang kuat akan mudah untuk dikendalikan. Seekor anjing yang belum dijinakkan akan menjadi buas, menggigit dan hanya memberikan masalah bagi tuannya. Namun jika sudah dijinakkan, dia tidak hanya akan menjadi anjing penurut tetapi juga berguna untuk membantu dan melindungi tuannya. Begitu juga dengan pikiran, jika anda tidak dapat menjinakkannya maka anda lah yang akan dikendalikannya dan dia hanya akan memberi anda masalah. Namun jika anda sudah dapat menjinakkan dan mengendalikannya, maka pikiran anda akan membantu menyelesaikan berbagai masalah yang anda hadapi.

Memprogram Ulang Pikiran
Jika anda sudah mengetahui bahwa apa yang anda masukkan di dalam pikiran anda dapat terjadi, bukankah anda ingin memasukkan sesuatu yang ingin anda capai kedalam pikiran anda supaya dapat benar-benar terwujud?

Jangan pernah meremehkan kekuatan pikiran anda. Jika anda saat ini tengah depresi dan menganggap diri anda adalah orang yang gagal, hati-hatilah karena pikiran anda akan mewujudkannya menjadi kenyataan. Jika anda saat ini merasa bahwa nasib anda sudah berakhir dan anda tidak bisa keluar dari masalah yang dihadapi, hati-hatilah karena itulah yang akan terjadi pada diri anda. Rubahlah cara anda melihat sesuatu. Tanamkanlah bahwa selalu ada sisi positif dalam setiap kejadian, dan gunakanlah sisi itu. Thomas Alva Edison harus mencoba berkali-kali sampai akhirnya dia berhasil menciptakan lampu. Namun dia tidak pernah mengatakan bahwa dia gagal. Dia selalu mengatakan : “I have not failed. I’ve just found 10.000 ways that won’t work.” Saya tidak gagal tetapi justru menemukan 10.000 cara yang tidak benar.

Saya menyarankan anda untuk memprogram ulang pikiran anda mulai dari sekarang. Katakan dan tanamkan di pikiran anda hal-hal yang ingin anda raih. Bayangkan anda telah berhasil melalui masalah yang sedang anda hadapi dan betapa anda merasakan kegembiraannya. Pikirkan hal-hal yang akan anda lakukan ketika semuanya telah ada di genggaman anda. Tanamkan di pikiran bahwa anda saat ini sedang menuju kesana dan akan berhasil. Bila perlu, anda bisa juga menyuarakannya dengan mulut anda sambil membayangkannya. Yang perlu diingat, gunakanlah bentuk kalimat yang positif. Misalnya, katakanlah “Saya adalah orang yang berhasil”. Jangan gunakan kalimat “Saya bukan orang yang gagal.” Berkacalah di cermin setiap pagi sebelum memulai hari anda, dan katakanlah :
- Tuhan sangat menyayangi saya.
- Hari ini saya akan melakukan pekerjaan-pekerjaan besar.
- Hari ini saya akan menghasilkan banyak hal baru.
- Saya akan menjadi orang berhasil.
- Saya akan meruntuhkan semua rintangan yang ada.
- Saya akan berhasil melewati semua masalah ini.
- Orang lain makan nasi, saya juga makan nasi. Jadi jika orang lain bisa, saya juga bisa.

Dengan memprogram ulang pikiran anda dengan hal-hal yang positif dan optimis, anda telah menggeser dominasi lapisan-lapisan negatif yang ada didalam pikiran anda. Kemudian, anda akan melihat dan merasakan begitu besar energi positif yang anda tarik disekeliling anda yang akan benar-benar mewujudkan apa yang ingin anda raih.



Written by: Handoko

Cara Cepat Merubah Hidup

Bersyukur adalah suatu hal yang terlihat sepele, namun begitu luar biasa. Rasa syukur dapat menggeser energi negatif menjadi energi positif dalam diri kita. Ketika Anda mencurahkan seluruh energi ke dalam Syukur, Anda akan melihat keajaiban yang terjadi dalam hidup Anda.
Komitmen untuk menulis 100 hal yang Anda Syukuri adalah salah satu permulaan baik untuk mulai merasakan indahnya dunia dan indahnya hidup Anda. Lakukan, dan Rasakan Syukur itu. :)

Selamat Mencoba.

Rabu, 07 Desember 2011

Jangan sekedar "Berniat"

Mendapatkan beberapa pelajaran berharga hari ini :)
Beberapa kesalahan yang mungkin selama ini selalu tertunda penyelesaiannya karena 'alasan' ataupun 'pembelaan' yang saya lakukan akhirnya muncul lagi.
Aku semakin sadar, suatu masalah harus diselesaikan sampai tuntas. Seperti rumput liar yang ada di halaman rumah, kalau tidak dicabut habis sampai akarnya, rumput itu akan terus tumbuh.

Segala sesuatu yang kita lakukan, pasti ada konsekuensinya, pasti ada resikonya. Tanggung jawab adalah salah satu bentuk resiko yang mau tidak mau harus diambil. Kedengarannya mudah, namun ternyata susah.. Iya kan?

Tanggung jawab, Konsistensi, Loyalitas adalah bagian kecil dari sekian banyak permasalahan yang aku dan mungkin Anda hadapi saat ini.
Menjadi lebih baik dan memperbaiki kesalahan adalah sesuatu yang baik, namun tidak hanya cukup dengan niat. Perlu usaha untuk "Menjalankannya". Bagian inilah, yang sebenarnya menjadi vital yang seharusnya dilakukan. Kebanyakan dari kita, dan mungkin saya masih termasuk di dalamnya hanyalah bermodal Niat.
Perlu ditekankan bahwa suatu tujuan tidak akan dapat diraih hanya dengan Niat. Yang terpenting adalah Menjalaninya. :)

Bagaimana menurut Anda?

Tugas Algoritma dan Pemrograman-semester 3

Tugas Algoritma:
Membuat makalah tentang 'Prosedur'.
Isi Makalah:

  • Manfaat Prosedur
  • Pendefinisian
  • Nama Global dan Nama Lokal
  • Parameter Masukan (Input)
  • Parameter Keluaran (Output)
  • Parameter Masukan/Keluaran (Input/Output)
berikan juga contoh pseudocode dan programnya untuk setiap pokok bahasan.

Anggota Kelompok:
  1. Fauziyatur Rohmah
  2. Eka Wury Batsyeba
  3. Santiana Handayani
S1 Akuntansi 2010 A
 

PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP KUALITAS LABA-Tugas Bahasa Indonesia

PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP KUALITAS LABA[1]

Abstrak
Artikel ini membahas pengaruh penerapan praktik manajemen laba (earnings management) dalam perusahaan oleh pihak manajemen. Praktik manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen perusahaan akan mempengaruhi kualitas laba perusahaan. Informasi laba didalam laporan keuangan harus berkualitas karena informasi laba tersebut akan dijadikan salah satu alat ukur suatu perusahaan dan akan membantu para investor dalam pengambilan keputusan investasi. Laba yang terlalu besar akibat manajemen laba oleh manajer mengakibatkan para investor dan kreditor sering melakukan kesalahan dalam pengambilan keputusan. Manajemen laba (earnings management) yang dipraktikkan akan mempengaruhi laba perusahaan, dan akan berdampak pada pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang memerlukannya. Laba yang muncul pada laporan keuangan (laporan laba rugi) akan terlihat lebih besar, namun berkualitas rendah. Manajemen laba dapat disebabkan karena adanya ketidaksepakatan antara manajer dengan para pemegang saham. Peluang untuk dapat melakukan praktik manajemen laba akan membarikan kesempatan bagi manajer untuk menghasilkan laba sesuai dengan yang diinginkannya. Manajemen laba akan semakin mudah dilakukan apabila dalam menjalankan bisnis perusahaan, pihak manajemen bukan merupakan pemilik perusahaan.


PENDAHULUAN
Salah satu sumber informasi yang digunakan oleh pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, baik didalam maupun diluar perusahaan mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama periode tertentu. Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Selain itu, laporan keuangan juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain, salah satunya adalah sebagai laporan untuk pihak eksternel perusahaan. Kinerja manajemen perusahaan tercermin pada laba yang terkandung dalam salah satu laporan keuangan, yaitu laporan laba rugi. Oleh karena itu proses penyusunan laporan laba rugi dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yang dapat menentukan kualitas laporan tersebut. Laba menjadi salah satu komponen penting dalam perusahaan karena laba bisa dijadikan salah satu alat ukur bagi perusahaan dalam kegiatan operasinya. Laba merupakan perhatian utama untuk menaksir kinerja atau pertanggungjawaban manajemen. Selain itu informasi laba juga membantu pemilik atau pihak lain dalam menaksir earnings power perusahaan dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, manajemen mempunyai kecenderungan untuk melakukan tindakan yang dapat membuat laporan keuangan menjadi baik. Tindakan manajer ini kadang bertentangan dengan tujuan perusahaan. Tindakan yang menyimpang tersebut salah satu bentuknya adalah manajemen laba. Manajemen laba (earnings management) merupakan tindakan manajemen yang berupa campur tangan dalam proses penyusunan laporan keuangan dengan maksud untuk meningkatkan kesejahteraannya secara personal maupun untuk meningkatkan nilai perusahaan. Manajemen laba ini akan mempengaruhi nilai-nilai dalam laporan keuangan, mengganggu pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba pada laporan keuangan dari hasil rekayasa tersebut. Dengan begitu, manajemen laba dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan apabila digunakan untuk mengambil keputusan, karena manajemen laba merupakan suatu bentuk manipulasi atas laporan keuangan yang menjadi sasaran komunikasi antara manajer dan pihak eksternal perusahaan. Beberapa penelitian mendukung bahwa manipulasi terhadap laba sering dilakukan oleh manajemen. Penyusunan laba dilakukan oleh manajemen yang lebih mengetahui kondisi di dalam perusahaan, kondisi tersebut diprediksi oleh Dachow (1998) dapat menimbulkan masalah karena manajemen sebagai pihak yang memberikan informasi tentang kinerja perusahaan dievaluasi dan dihargai berdasarkan laporan yang dibuatnya sendiri. Laba yang disusun berdasarkan akrual akan memberikan kesempatan kepada manajemen untuk memaksimalkan utilitasnya melalui kebijakan akrual. Hal ini terjadi karena adanya kebebasan manajer untuk memilih metode akuntansi dalam memperlakukan transaksi bisnis dalam perusahaan. Dengan kebebasan tersebut, manajemen perusahaan dapat menggunakan kondisi tersebut untuk alasan tertentu yang bersifat opportunistic. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa manajer melakukan manipulasi laba (earnings management), seperti strategi discretionary accrual (Healy, 1985) atau strategi penataan laba (income smoothing) (Watts dan Zimmerman, 1986).
Sedangkan pengertian laba adalah selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen akan berpengaruh pada kualitas laba perusahaan. Menurut Ahmed Belkaouli dalam bukunya Teori Akuntansi jilid 1 (1987:Erlangga) Laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi periode tersebut dan biaya historis yang sepadan dengannya. Laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba umumnya dipandang sebagai suatu dasar yaitu : (1) Pembuatan kebijakan dividen dan penahanan laba suatu perusahaan; (2) Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu investasi dan pedoman pengambilan keputusan; (3) Laba dipandang sebagai suatu peralatan prediktif yang membantu dalam peramalan laba mendatang dan peristiwa ekonomi yang akan datang.
Kualitas laba, dalam akuntansi, merujuk kepada kemasukakalan seluruh laba yang dilaporkan. Kualitas laba mengakui fakta bahwa dampak ekonomi transaksi yang terjadi akan beragam antarperusahaan sebagai fungsi (gabungan) dari karakter dasar bisnis mereka, dan secara beragam dirumuskan sebagai tingkat laba yang menunjukkan apakah dampak ekonomi pokoknya lebih baik dalam memperkirakan arus kas, ataukah konservatif, atau juga dapat diramalkan. Informasi laba harus dilihat dalam kaitannya dengan persepsi pengambilan keputusan karena kualitas informasi laba ditentukan oleh kemampuannya memotivasi tindakan individu dan membantu pengambilan keputusan yang efektif. Laba akuntansi merupakan pengukuran yang baik atas prestasi perusahaan dan oleh karena itu laba akuntansi hendaknya dapat digunakan dalam prediksi arus kas dan laba dimasa yang akan datang.
            Dalam laporan keuangan, manajemen akan melakukan pengungkapan yang seperlunya. Hal ini dilakukan agar manajemen dapat mempraktekkan manajemen laba untuk mencapai tujuan tertentu. Jika manajemen melakukan pengungkapan informasi keuangan perusahaan seminimum mungkin maka kondisi asimetri informasi akan terjadi sehingga memberikan keleluasaan bagi manajer untuk melakukan manajemen laba. Manajemen laba akan berpengaruh pada kualitas laba perusahaan. Berdasarkan penelitian Watts dan Zimmerman (1986) secara empiris membuktikan bahwa hubungan  principal dan  agent sering ditentukan oleh angka akuntansi. Hal ini memacu  agen untuk memikirkan bagaimana angka akuntansi tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan kepentingannya. Salah satu bentuk tindakan  agent tersebut adalah manajemen laba. Faktor-faktor yang diajukan oleh Watt dan Zimmerman sebagaimana dikutip oleh Sugiri (1998:1-18): (1) Hipotesis Bonus Plan. Bahwa pada perusahaan dengan bonus plan cenderung untuk menggunakan metode akuntansi yang akan meningkatkan income saat ini; (2) Debt To Equity Hypothesis. Bahwa pada perusahaan yang mempunyai rasio debt to equity besar maka manajer perusahaan tersebut cenderung menggunakan metode akuntansi yang akan meningkatakan pendapatan atau laba; (3) Political Cost Hypothesis. Bahwa pada perusahaan yang besar, yang kegiatan operasinya menyentuh  sebagian besar masyarakat akan cenderung untuk mengurangi laba yang dilaporkan.
Informasi tentang laba perusahaan seharusnya berkualitas untuk mendukung keputusan-keputusan, terutama keputusan investasi oleh investor dan kreditor yang berkualitas pula. Kualitas informasi laba diharapkan dapat membantu para investor dan calon investor untuk membuat keputusan. Kualitas laba merupakan hal utama yang diperhatikan oleh mereka dalam rangka pengambilan keputusan investasi. SFAC (Statement Of  Financial accounting Concepts) menyatakan bahwa laporan keuangan harus menyajikan informasi yang: (1) Berguna bagi investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya dalam membuat keputusan untuk investasi, pemberian kredit, dan keputusan lainnya.; (2) Dapat membantu investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya untuk menaksir jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari penerimaan uang dimasa yang akan datang yang berasal dari dividen atau bunga dan dari penerimaan uang yang berasal dari penjualan, pelunasan, atau jatuh temponya surat-surat berharga atau pinjaman-pinjaman.; (3) Menunjukkan sumber-sumber ekonomi dari suatu perusahaan, klaim atas sumber-sumber tersebut (kewajiban perusahaan untuk mentransfer sumber-sumber ke perusahaan lain dan ke pemilik perusahaan), dan pengaruh dari transaksi-transaksi, kejadian-kejadian dan keadaan-keadaan yang mempengaruhi sumber-sumber dan klaim atas sumber-sumber tersebut. Dengan laporan keuangan, pengusaha dapat mengetahui kemajuan dan kemunduran usahanya. Posisi keuangan perusahaan juga dapat dilihat pada laporasn keuangannya. Oleh karena itu, laporan keuangan harus memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditentukan, agar pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil keputusan dengan baik sesuai dengan kepentingan masing-masing.
            Dari uraian tersebut terdapat perumusan masalah yaitu: (1)Bagaimana praktik manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen dapat mempengaruhi kualitas laba perusahaan?; (2) Mengapa pihak manajemen melakukan praktik manajemen laba pada perusahaan yang dikelolanya?; (3) Apa pengaruh manajemen laba yang dilakukan oleh manajer terhadap kualitas laba perusahaan?

PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP KUALITAS LABA
            Manajemen laba merupakan tindakan manajer untuk menambah atau mengurangi laba saat ini atas usaha yang dijalankannya pada periode tertentu dengan tujuan-tujuan tertentu. Sasarannya adalah laporan keuangan perusahaan. Menurut Ayres (1994:27-29) terdapat unsur-unsur laporan keuangan yang dapat dijadikan sasaran untuk melakukan manajemen laba yaitu: (1) Kebijakan Akuntansi Keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijakanakuntansi yang wajib diterapkan oleh suatu perusahaan, yaitu antara menerapkan akuntansi lebih awal dari waktu yang ditetapkan atau menundanya sampai kebijakan tersebut berlaku; (2) Pendapatan. Dilakukan dengan mempercepat atau menunda pengakuan pendapatan yang diterima; (3) Biaya. Menganggap sebagai ongkos (beban biaya) atau menganggap sebagai suatu tambahan investasi atas suatu biaya (amortize or capitalize of  investment).
Manajemen laba yang terjadi, menurut Ayres (1994:27-29) dapat dilakukan oleh manajer dengan cara-cara sebagai berikut: (1) Manajer dapat menentukan kapan waktu akan melakukan manajemen laba melalui kebijakannya. Hal ini biasanya dikaitkan dengan segala aktivitas yang dapat mempengaruhi aliran kas dan juga keuntungan yang secara pribadi merupakan wewenang dari para manajer; (2) Keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang wajib diterapkan oleh suatu perusahaan. Yaitu antara menerapkan lebih awal atau menunda sampai saat berlakunya kebijakan tersebut; (3) Upaya manajer untuk mengganti atau merubah suatu metode akuntansi tertentu dari sekian banyak metode yang dapat dipilih yang tersedia dan diakui oleh badan akuntansi yang ada (GAAP);
Laba yang kurang berkualitas dapat terjadi karena dalam menjalankan bisnis perusahaan, pihak manajemen bukan merupakan pemilik perusahaan. Pemisahan kepemilikan ini dapat menimbulkan konflik dalam pengendalian dan pelaksanaan pengelolaan perusahaan yang mengakibatkan para manajer bertindak tidak sesuai dengan keinginan para pemilik. Konflik ini tidak terlepas dari kecenderungan manajer untuk mendapat keuntungan pribadi dengan mengorbankan kepentingan pemilik.
            Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja operasional perusahaan. Informasi tentang laba mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang ditetapkan (Parawiyati, 1996). Baik kreditur maupun investor menggunakan laba untuk mengevaluasi kinerja manajemen, memperkirakan earnings power dan untuk memprediksi laba dimasa yang akan datang. Praktik manajemen laba yang dilakukan oleh manajer akan mengakibatkan kualitas laba menjadi rendah. Dua motivasi utama para manajer melakukan manajemen laba, yaitu tujuan oportunis dan informasi (signaling) kepada investor. Tujuan oportunis mungkin dapat merugikan pemakai laporan keuangan karena informasi yang disampaikan manajemen menjadi tidak akurat dan juga tidak menggambarkan nilai fundamental perusahaan. Sikap oportunis ini dinilai sebagai sikap curang manajemen perusahaan yang diimplikasikan dalam laporan keuangannya pada saat menghadapi intertemporal choice (kondisi yang memaksa eksekutif tersebut menggunakan keputusan tertentu dalam melaporkan kinerja yang menguntungkan bagi dirinya sendiri ketika menghadapi situasi tertentu). Sikap curang tersebut didefinisikan sebagai satu atau lebih tindakan yang disengaja dan didesain untuk menipu orang lain sehingga menyebabkan hilangnya kekayaan (Beneish 2001). Tujuan informatif (signaling) kemungkinan besar membawa dampak yang baik bagi pemakai laporan keuangan. Manajer berusaha menginformasikan kesempatan yang dapat diraih oleh perusahaan di masa yang akan datang. Sebagai contoh, karena manajer sangat erat kaitanya dengan keputusan yang berhubungan dengan aktivitas investasi maupun operasi perusahaan, otomatis para manajer memiliki informasi yang lebih baik mengenai prospek perusahaan masa datang. Oleh karena itu, manajer dapat mengestimasi secara baik laba masa datang dan diinformasikan kepada investor atau pemakai laporan keuangan lainya. Manajer dapat menggunakan diskresi akrual untuk merefleksikan kinerja perusahaan tersebut melalui laporan laba (Gul et al. 2003). Beberapa alasan manajer melakukan praktik manajemen laba, diantaranya: (1) Manajemen laba dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap manajer. Manajemen laba berhubungan erat dengan tingkat perolehan laba atau prestasi usaha suatu organisasi, hal ini karena tingkat keuntungan atau laba dikaitkan dengan prestasi manajemen dan juga besar kecilnya bonus yang akan diterima oleh manajer; (2) Manajemen laba dapat memperbaiki hubungan dengan pihak kreditor. Perusahaan yang terancam default yaitu tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran utang pada waktu yang telah ditentukan, perusahaan tersebut berusaha menghindarinya dengan membuat kebijakan yang dapat meningkatkan pendapatan maupun laba. Dengan demikian akan memberikan posisi bargaining yang relatif baik dalam negosiasi atau penjadwalan ulang utang antara pihak kreditor dengan perusahaan; (3) Manajemen laba dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya, terutama pada perusahaan go public.
Teknik manajemen laba (earnings management) yang dilakukan oleh manajer dapat mempengaruhi laba yang dilaporkan oleh manajemen. Praktik manajemen laba akan mengakibatkan kualitas laba yang dilaporkan menjadi rendah. Laba dapat dikatakan berkualitas tinggi apabila laba yang dilaporkan dapat digunakan oleh para pengguna (users) untuk membuat keputusan yang terbaik, dan dapat digunakan untuk menjelaskan atau memprediksi harga dan return saham (Bernard dan Stober, 1998). Laba terdiri dari komponen arus kas operasi dan accruals total (Healy, 1985). Accruals total terdiri dari discretionary accruals yang merupakan pilihan manajer terhadap konservatisme akuntansi dan non discretionary accruals yang menggambarkan pengaruh kondisi bisnis perusahaan. Kualitas laba yang diproksi dengan discretionary accruals menggambarkan bahwa semakin besar nilai discretionary accruals maka semakin besar pula praktik manajemen laba. Praktik manajemen laba yang besar mengindikasikan kualitas laba yang rendah. Informasi tentang laba perusahaan harus berkualitas untuk mendukung keputusan investasi yang berkualitas. Laporan keuangan yang berkualitas (dalam hal ini kualitas laba) diharapkan dapat membantu para investor dan calon investor untuk membuat keputusan. Kualitas laba menjadi perhatian yang utama bagi para pengguna laporan keuangan untuk tujuan investasi dan untuk tujuan kontraktual. Jika informasi tentang laba tidak berkualitas, maka investor bisa melakukan investasi pada perusahaan yang labanya tinggi tapi kualitasnya rendah. Keputusan investasi atau keputusan kontrak yang didasarkan pada laba yang kurang berkualitas akan memberikan sinyal yang kurang baik. Kecenderungan manajemen untuk memperlihatkan laba yang besar membuat para investor dan kreditor sering melakukan kesalahan dengan hanya melihat net income at face value dan mengabaikan kualitas laba atas laporan keuangan yang disajikan. Kurangnya kualitas informasi atas laba bisa terjadi karena kebohongan yang sengaja dilakukan oleh penyajinya untuk menyesatkan para pengguna laporan keuangan tersebut.
                                                   
PENUTUP
            Manajemen laba (earnings management) merupakan tindakan manajer dalam memanpulasi laba perusahaan untuk tujuan tertentu. Manajemen laba yang dilakukan akan mempengaruhi laba perusahaan, dan akan berdampak pada pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang memerlukannya. Laba yang muncul pada laporan keuangan (laporan laba rugi) akan terlihat lebih besar, namun kualitasnya rendah. Hal ini akan menyebabkan investor dan kreditur mengalami kesalahan dalam mengambil langkah untuk berinvestasi, dimana mereka akan cenderung menginvestasikan kekayaan mereka pada perusahaan yang labanya tinggi tetapi kualitasnya rendah. Praktik manajemen laba ini dapt dilakukan oleh pihak manajemen dengan beberapa cara, seperti menentukan kapan waktu akan melakukan manajemen laba melalui kebijakannya yang biasanya dikaitkan dengan segala aktivitas yang dapat mempengaruhi aliran kas dan juga keuntungan yang secara pribadi merupakan wewenang dari para manajer. Manajer juga mempunyai alasan-alasan untuk melakukan praktik manajemen laba, seperti dapat memperbaiki hubungan dengan pihak kreditor dimana erusahaan yang terancam default (tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran utang pada waktu yang telah ditentukan), perusahaan tersebut berusaha menghindarinya dengan membuat kebijakan yang dapat meningkatkan pendapatan maupun laba. Hal tersebut akan memberikan posisi bargaining yang relatif baik dalam negosiasi atau penjadwalan ulang utang antara pihak kreditor dengan perusahaan. Sasaran-sasaran yang terdapat dalam laporan keuangan, yaitu kebijakan akuntansi, pendapatan dan biaya usaha merupakan sasaran-sasaran yang digunakan oleh manajer dalam memanipulasi laba.
            Manajemen laba disebabkan karena adanya ketidaksepakatan antara manajer dengan para pemegang saham yang akan mengakibatkan munculnya sifat oportunistik manajemen. Peluang untuk dapat melakukan praktik manajemen laba akan membarikan kesempatan bagi manajer untuk menghasilkan laba sesuai dengan yang diinginkannya. Kebebasan memilih metode akuntansi oleh manajer dalam memperlakukan transaksi bisnis perusahaan juga dapat memberikan kesempatan bagi para manajer untuk memanipulasi laba. Manajemen laba akan semakin mudah dilakukan apabila dalam menjalankan bisnis perusahaan, pihak manajemen bukan merupakan pemilik perusahaan.
            Manajemen laba yang dilakukan oleh manajer akan mempengaruhi kualitas informasi laba perusahaan. Hal tersebut akan mempengaruhi keputusan-keputusan investor dan kreditur dalam menginvestasikan harta mereka. Keputusan investasi oleh investor dan kreditur yang didasarkan pada informasi laba yang kurang berkualitas akan dapat menyebabkan kesalahan wealth transfer karena laba yang kurang berkualitas akan memberikan sinyal yang kurang baik.

DAFTAR RUJUKAN
Kusuma, Hadri. 2006. Dampak Manajemen Laba terhadap Relevansi Informasi Akuntansi: Bukti Empiris dari Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, vol. 8 no. 1., p. 1-3.
Siallagan, Hamonangan. 2009. Pengaruh Manajemen Laba (Earnings      Management) terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ekonomi Bisnis &          Akuntansi Ventura, vol. 12 no. 1., p. 61-63.
Sucipto, Toto, dkk. 2004. Siklus Akuntansi. Jakarta: Yudhistira.



[1] Santiana Handayani, 108694042, S1 Akuntansi 2010 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya.